7 Apr 2013

DATA





PENGERTIAN DATA
Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta, angka, huruf, grafik, tabel, lambang, objek, kondisi,dan situasi.
Untuk mencapai suatu tujuan, si peneliti harus memerlukan data yang benar yang dapat diperoleh di lapangan sesuai dengan topik dalam penelitian nya.

SYARAT-SYARAT DATA :
Data yang di ambil tentu bukan data sembarangan, tetapi data yang memiliki syarat-syarat berikut :
  1. Data harus objektif ,artinya data sesuai apa adanya.
  2. Data harus dapat mewakili (representif).
  3. Data harus mempunyai kesalahan baku yang kecil.
  4. Data harus tepat waktu.
  5. Data harus ada hubungannya dengan persoalan yang di pecahkan.


KEGUNAAN DATA :
Data memiliki kegunaan sebagai berikut : 
  1. Mengetahui dan memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang ada di masyarakat.
  2. Membuat keputusan atau memecahkan persoalan.
PENGUMPULAN DATA
Macam-macam Teknik Pengumpulan Data :
  1. Angket (Kuesionare)
    Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.

    Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.

    Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
    1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
    2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 
    3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal. 
    4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya. 

    Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
    1. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
    2. Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
     
  2. TES
    Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

    Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur.
    1. Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya. 
    2. Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.  
    3. Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya. 
    4. Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang. 
    5. Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. 
    6. Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.  
     
  3. Wawancara Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.

    Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu :
    1. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara. 
    2. Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check). 

    Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.
  4. Dokumen
    Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.

    Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.

    Selain foto, bahan statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.

  5. Observasi
    Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
    Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.

    Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.

    Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain :
    1. Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
    2. Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar representatif? 
    3. Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian. 
    4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian. 
    5. Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.


JENIS-JENIS DATA
Ada 3 jenis jenis data yaitu:  
  1. Menurut cara perolehannya. Menurut cara perolehannya data terdiri dari data primer dan data sekunder.
    • Data primer adalah data yang di dapat langsung dari lapangan atau laboratorium, dikumpulkan, diolah oleh organisasi atau perorangan.
    • Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi/perorangan dari pihak lain. 
     
  2. Menurut sifatnya. Menurut sifatnya data terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif.
    • ‡Data kualitatif adalah data yang tidak terbentuk angka-angka. 
    • Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka. 
     
  3. Menurut sumbernya. Menurut sumbernya data dibagi menjadi data internal dan eksternal.
    • Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi, seperti perusahaan, departemen, atau negara. 
    • Data eksternal adalah data yang menggambarkan sesuatu diluar organisasi atau negara.


 
POPULASI
PENGERTIAN POPULASI
Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu : 
  • Populasi sampling, contoh apabila kita mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah populasi sampling.
  • Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas, maka seluruh PNS adalah populasi sasaran
SAMPEL
PENGERTIAN SAMPEL
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat: 
  • Harus meliputi seluruh unsur sampel.
  • Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
  • Harus up to date.
  • Batas-batasnya harus jelas.
  • Harus dapat dilacak dilapangan


Tujuan Penentuan Sampel 
Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian dari populasi saja.


Tujuan pengambilan sampel
Tujuan pengambilan sampel sebagai berikut:

  1. Mengadakan reduksi (pengurangan) terhadap kuantitas objek yang di teliti.
  2. Mengadakan generalisasi terhadap hasil penelitian.
  3. Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi.


CARA PENGAMBILAN SAMPEL
Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 
  1. Probabilita Sampling atau Random Sampling
    • Simple random sampling, pengambilan sample secara acak sederhana, ialah sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sample. Metode yang digunakan dengan cara (1) undian (digoncang seperti arisan), (2) ordinal (angka kelipatan), (3)tabel bilangan random.
    • Proportionate stratified random sampling, misal dengan siswa sebagai sampelnya,…maka perlu ada kalsifikasi siswa berdasar strata (misal kelas I, II dan III).
    • Disproportional stratified random sampling.
    • Area Sampling, teknik pengambilan sample berdasar wilayah.
    • Kluster sampling, teknik pengambilan sample berdasar gugus atau clusters, misal: sebuah penelitian ingin mengetahui pendapatan keluarga dalam suatu desa, dengan berbagai klaster, missal dari segi pekerjaan: Tani, Buruh, PNS, Nelayan.

  2. Non-Probability Sampling.
    Non probability sampling terdiri dari :
    • Sampling sistematis, yaitu memilih sampel dari suatu urutan daftar menurut urutan tertentu, missal tiap individu urutan no ke-n (10, 15, 20 dst).
    • Sampling kuota, (quota sampling), teknik sampling yang didasarkan pada terpenuhinya jumlah sample yang diinginkan (ditentukan).
    • Sampling aksidental, sample yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada, misalnya dengan menanyai siapa saja yang ditemui dijalan…untuk meminta pendapat tentang kenaikan harga sembako.
    • Purposive sampling, teknik pengambilan sample didasrkan atas tujuan tertentu. (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel).
    • Sampling jenuh (sensus).
    • Snowball sampling, dimulai dari kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing. Kemudian kawan tesrebut diminta untuk menunjukkan kawannya lagi dan seterusnya sampai secukupnya.


VARIABEL
PENGETIAN VARIABEL
Variabel : atribut, obyek yang mempunyai variasi antara yang satu dengan yang lain.
Contoh: prestasi belajar siswa, tinggi badan, berat badan, sikap, motivasi, disiplin, berat, ukuran, bentuk.

Variabel mengandung variasi. Data yang satu berbeda dengan data yang lain. (Hatch dan Farhady,1981)

Variabel : constructs (sifat) yang dipelajari, yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (differentvalues). (Kerlinger, 1973)
Variabel: kualitas yang diselidiki peneliti untuk membuat penarikan kesimpulan Kidder, 1981).

Kesimpulan: Variabel penelitian adalah atribut/sifat/nilai dari orang/obyek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.




MACAM-MACAM VARIABEL
  1. Variabel independen (variabel bebas, stimulus, predictor, antecedent).
    Variabel bebas: variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
    dependen (variabel terikat).
    Dalam Structural Equation Modeling (Pemodelan Persamaan Struktural), variabel independen disebut
    variabel eksogen.
     
  2. Variabel dependen (variabel terikat, output, kriteria, konsekuen).
    Variabel terikat: variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
    Dalam SEM disebut variabel indogen.
  3. Variabel Moderator (variabel independen ke-2).Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
  4. Variabel intervening.
    An intervening variable is a factor that theoretically affects the observed phenomenon but cannot be
    seen, measured, or manipulated.
    Variabel intervening: variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
    independen dan variabel dependen, tetapi tidak dapat diamati atau diukur.
    Variabel intervening merupakan variabel penyela (variabel antara) yang terletak di antara variabel
    dependen dan variabel independen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
    Penghasilan                            Gaya hidup
                                Harapan Hidup
    (var independen) ===== >
          (var intervening) ====== >    (var dependen)
                                   ^
                                   ||
                             Lingkungan
                          (var moderator)
  5. Variabel kontrol.Var Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. (digunakan untuk membandingkan melalui penelitian eksperimen).
    Pend SMA/SMK          ===== > Ketramp. Pemasaran
    (Var independen)
                           (Var dependen)
                                             ^
                                             ||
                             Produk, tempat, alat sama

                                      (Var kontrol) 

Sumber :
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:pApVTWKsC_oJ:file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195909221983031-YAYA_SUKJAYA_KUSUMAH/Pengertian_Variabel_Penelitian.pdf+&hl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjGrHw8QTIMA5NixkcXLthiRD_Lbvv1Q93XNVIvQvTfWf6vod70sBIAIbNgLEYZ491nfxRuzqRyqu3_9V7WkXie8DG07unHROIVqlVcuWZ6LjpjK6rphRfdUNfi27VwlYfj3ot0&sig=AHIEtbRPY4c8OHWizPDfwx6OTzzfj_XoJA
http://www.scribd.com/doc/51691524/18/Ciri-ciri-hipotesis 
http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/04/pengertian-populasi-dan-sampel.html

HIPOTESIS



PENGERTIAN HIPOTESIS

Menurut Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangansemnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Menurut Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiranatau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkanfakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Menurut Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifatterkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.


Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.

Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.

Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.

Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.





KEGUNAAN ATAU MANFAAT DARI HIPOTESIS
  • Kegunaan

    Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:

    1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerjateori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
    2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
    3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
    4. Hipotesis memebrikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
    5. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang dapat diuji langsung dalam penelitian.
    6. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
    7. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan hasil penyidikan. 
     
  • Manfaat
    1. Menjelaskan masalah penelitian.
    2. Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji.
    3. Pedoman untuk memilih metode analisis data.
    4. Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
     


DASAR MERUMUSKANHIPOTESIS
  1. Berdasarkan pada teori.
  2. Berdasarkan penelitian terdahulu.
  3. Berdasarkan penelitian pendahuluan.
  4. Berdasarkan akal sehat peneliti.


CIRI-CIRI HIPOTESIS 
  • Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik:
  1. Dinyatakan dalam kalimat yang tegas
    • Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (jelas).
    • Upah memiliki pengaruh yang kurang berarti terhadap produktifitas karyawan (tidak jelas).
     
  2. Dapat diuji secara alamiah
    • Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (dapat diuji).
    • Batu yang belum pernah terlihat oleh mata manusia dapat berkembang biak (Pada hipotesis ini tidak dapat dibuktikan karena kita tidak dapat mengumpulkan data tentang batu yang belum terlihat manusia).
     
  3. Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat
    • Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat yaitu teoripermintaan dan penawaran).
    • Uang saku memiliki pengaruh yang signifikant terhadap jam belajar mahasiswa. (tidakmemiliki dasar kuat).
     

  • Hipotesis hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.
  • Hipotesis hendaknya manyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel.
  • Hipotesis hendaknya dapat diuji.
  • Hipotesis harus mempunyai daya pembeda.
  • Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan berupa teori dan fakta yang sudah ada.
  • Bisa di terima dengan akal sehat. 


MACAM-MACAM HIPOTESIS
Macam-macam Hipotesis Statistik :
  1. Hipotesis Nol (Ho) yaitu hipotesis yang akan diuji dengan statistik.
    • Hipotesis Nol memiliki ciri bahwa pernyataan yang dirumuskan dalam kalimat negatif.
    • Menyatakan tidak ada hubungan, pengaruh atau perbedaan antara variabel yang diteliti.
     
  2. Hipotesis Alternatif (Ha) merupakan lawan dari hipotesis nol.
    • Dinyatakan dalam bentuk kalimat positif. 
    • Yaitu yang menyatakan ada hubungan, pengaruh atau perbedaan antara variabel yang diteliti. 
     
Hipotesis Kerja (Hk) :
  • Untuk mempertegas hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha) dalam pernyataan yang lebih spesifik pada indikator tertentu dari variabel yang dihipotesiskan. 
  • Hipotesis kerja merupakan hipotesis yang dikembangkan dari hipotesis nol atau hipotesis alternatif yang telah dirumuskan. Dengan adanya hipotesis kerja akan memperlihatkan kesimpulan penelitian yang lebih spesifik.
  • Ho :“Tidak ada hubungan antara mobilitas sosial dengan pandangan politik masyarakat.
  • Ha : ada hubungan antara mobilitas sosial dengan pandangan politik masyarakat.
  • Hk :
    • Tidak ada hubungan antara perubahan status pekerjaan dengan pandangan politik seseorang.
    •  Tidak ada hubungan antara perpindahan tempat tinggal dengan pandangan politik seseorang.
    • Tidak ada hubungan antara perpindahan fisik dengan pandangan politik seseorang
 



BENTUK-BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS PENELITIAN
  1. Hipotesis Deskriptif
    • Hipotesis yang menyatakan tentang nilai suatu variabel mandiri dan tidak membuat perbandingan atau hubungan.
    • Perumusan hipotesis deskriptif ini didasari oleh permasalahan penelitian yang tidak bertujuan membuat perbandingan atau melihat hubungan antar variabel.
    • Dalam penelitian hanya bertujuan untuk menjelaskan satu variabel saja atau lebih dikelan dengan penelitian univariat. Hipotesis deskriptif dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran atau estimasi atas satu variabel.
      - Gaya kepemimpinan di lembaga X telah mencapai 70 % dari yang diharapkan
      .
      - Mahasiswa Ilmu Politik rata-rata membaca 3 buku dalam satu minggu.
     
  2. Hipotesis Komparatif
    • Penyataan yang menunjukkan dugaan nilai pada satu variabel atau lebih pada sample yang berbeda atau dengan kata lain membandingkan antara dua sample.
      - “Ada perbedaan kualitas pelayanan kantor catatan sipil Kota Padang dengan kota Solok”.
     
  3. Hipotesis Asosiatif
    • Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih variabel.
      - Terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.







Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://www.scribd.com/doc/3904183/20/MANFAAT-HIPOTESIS
http://www.scribd.com/doc/51691524/18/Ciri-ciri-hipotesis

METODE ILMIAH



PENGERTIAN METODE ILMIAH

Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasiserta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksiyang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jikasuatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. 

Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran.  



KRITERIA METODE ILMIAH :
  1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda).
  2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
  3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan analisis yang logis).
  4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan).
  5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan).
  6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating).



KARAKTERISTIK MEODE ILMIAH

  1. Bersifat kritis , analistis , artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
     
  2. Bersifat logis , artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti - bukti yang tersedia.
     
  3. Bersifat obyektif , artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
     
  4. Bersifat konseptual , artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
     
  5. Bersifat empiris , artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan. 



LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH

  1. Masalah
    Berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.
     
  2. Rumusan masalah
    Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.

     
  3. Pengajuan hipotesis
    Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.

  4. Metode/strategi pendekatan penelitian
    Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.

  5. Menyusun instrumen penelitian
    Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.

  6. Mengumpulkan dan menganalisis data
    Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian atau pengujian secara kualitatif.

  7. Simpulan
    Langkah terakhir adalah membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.

Selain diatas langkah-langkah metode penelitian yang lain ialah:

Menyusun Rumusan Masalah
  1. Perumusan masalah
    Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini karene manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui factor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut.

  2. Pembuatan kerangka berfikir
    Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.

  3. Penarikan hipotesis
    Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.

  4. Pengujian hipotesis/eksperiment, dan
    Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

    Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.

  5. Penarikan kesimpulanPenarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.
 

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://www.slideshare.net/dkarhita/langkah-langkah-metode-ilmiah
http://www.slideshare.net/rasyidiq/metode-ilmiah-9717905
http://www.scribd.com/doc/40391567/LANGKAH-METODE-ILMIAH