13 Mar 2013

PENALARAN DEDUKTIF



DEFINISI DEDUKTIF

Sebagai suatu istilah dalam penalaran, deduktif / deduksi adalah merupakansuatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada,menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dari pengalaman-pengalaman hidup kita, kita sudah membentuk bermacam-macam proposisi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta. Yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan suatu proposisi umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukannya itu benar, dan kalau proposisinya itu juga benar, maka dapat diharapkan suatu kesimpulanyang benar.
Uraian mengenai proses berpikir deduktif ialah seperti silogisme kategorial,entimem, rantai deduksi, silogisme alternatif, silogisme hipotesis dan sebagainya.Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan artisebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburanyang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda statussosial
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
 
Jika induksi bersifat generalisasi maka deduktif bersifat spesifikasi(pengkhususan). Dalam penalaran keduanya bekerja sama: hal-hal khususmenuntun menuju generalisasi dan generalisasi menggiring pada penerapanatau spesifikasi. Ketika kita menerapkan generalisasi yang dihasilkan daripenalaran induktif, maka saat itu kita juga melakukan penalaran deduktif.Dalam deduktif kita telah mengetahui kebenaran secara umum, kemudianbergerak menuju pengetahuan baru tentang kasus-kasus atau gejala-gejalakhusus atau individual. Jadi, deduksi adalah proses berpikir yang bertolak darisesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori, keyakinan ) menuju hal-hal khusus.Berdasarkan sesuatu yang umum itu ditariklah kesimpulan tentang hal-halyang khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
Contoh:
Semua mahluk akan mati.
Manusia adalah mahluk.
Karena itu, semua manusia akan mati

Contoh di atas merupakan bentuk penalaran deduktif. Proses penalaran ituberlangsung dalam tiga tahap. Pertama, generalisasi sebagai pangkal tolak.Kedua, penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus tertentu. Ketiga,kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus khusus itu. Deduksimenggunakan silogisme dan entimem.
  1. Silogisme

    Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan duaproposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulanyang merupakan proposisi ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapatdibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandungdidalamnya (keraf, 1982). Silogisme terdiri atas tiga bagian: premis mayor,premis minor, dan kesimpulan. Yang disebut dengan premis adalah proposisiyang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayordari silogisme, merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggap benar bagisemua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung termminor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi ataumenunjuk sebuah hasil atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu.Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagiseluruh kelas akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.

    Contoh:
    Premis mayor : semua cendikiawan adalah pemikir.
    Premis minor : Sasono adalah cendekiawan.
    Kesimpulan : Jadi, Sasona adalah pemikir.

    Untuk mengetes keabsahan silogisme di atas, pertama uji kebenaran premismayor dan minornya. Kemudian, temukan term umum yang ada diantarakeduanya, yaitu
    cendekiawan. Selanjutnya, term umum itu diabaikan. Dari sisaterm disusun kesimpulan Sasono adalah pemikir. Silogisme tersebut sah. Akantetapi, kalau ternyata ada pengecualian, maka silogisme itu tidak sah. Jika inginsah, kita harus menyesuaikan kata semua dengan kebanyakan, pada umumnya atau sebagian besar, tergantung dari jumlah yang dikecualikan itu.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan silogisme:
    1. Sebuah silogisme hanya terdiri dari tiga proposisi; premis mayor,premis minor, dan kesimpulan.
    2. Jika sebuah silogisme mengandung sebuah premis yang positif dansebuah premis negatif (menggunakan kata tidak atau bukan) maka kesimpulannya harus negatif.Contoh:
      Premis mayor : Guru SD golongan III tidak perlu mengikutiprogram D II Guru SD.
      Premis minor : Rasad adalah guru SD golongan III.
      Kesimpulan : Karena itu, rasad tidk perlu mengikutiprogram D II Guru SD.
    3. Dari dua buah premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
      Contoh:
      Premis mayor : Indonesia bukanlah Negara agama.
      Premis minor : Rocky adalah rang yang tidak beragama.
      Kesimpulan : Jadi, Rocky adalah orang Indonesia.
    4. Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan kesimpulanyang benar jika proses penyimpulannya keliru.
      Contoh:
      Premis mayor : Manusia adalah makhluk berakal budi.
      Premis minor : Jumadi bodoh.
      Kesimpulan : Jadi, Jumadi bukan manusia.

       
     
  2. Entimem
    Dalam kenyataan sehari-hari kita jarang menggunakan bentuk silogismeyang lengkap. Demi kepraktisan, bagian silogisme yang dianggap telahdipahami, dihilangkan (Guinn dan Mather, 1987; Suparno 2004). Inilah yang disebut entimem.
    Contoh:
    Premis mayor : Semua rentenir adalah penghisap darah orang yang sedang kesusahan.
    Premis minor : Pak Jadam adalah rentenir.
    Kesimpulan : Pak Jadam adalah penghisap darah orang yang sedang kesusahan.

    Agar tidak kaku, maka silogisme di atas diungkapkan dalambentuk entimem:Pak Jadam adalah rentenir, penghisap darah orang yang sedang kesusahan.



DATA

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.

Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekedar ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.

Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut: 
  • Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta.
  • Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi .
  • Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi.
intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan.
ANALISIS 
Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.
  1. Penelitian suatu peristiwa atau kejadian(karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb);
  2. Man penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan;
  3. Kim penyelidikan kimia dng menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dsb;
  4. penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya;
  5. pemecahan persoalan yg dimulai dng dugaan akan kebenarannya.
KESIMPULAN
Kesimpulan adalah suatu proposisi(kalimat yang disampaikan) yang diambil dari beberapa premis (ide pemikiran) dengan aturan-aturan inferensi (yang berlaku). Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan.  
Cara membuat kesimpulan
  • Apabila anda menulis tentang suatu persoalan, maka kesimpulannya ialah jawaban.
  • Apabila anda menulis tentang suatu masalah,(misalnya pembicaraan), maka kesimpulan yang harus anda mencapai ialah suatu rancangan tindakan.
  • Apabila anda menulis tentang suatu pemerihalan, yakni perbincangan tentang suatu pengwujudan, maka kesimpulannya ialah suatu generalisasi tehadap apa yang telah diperihalkan.




Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Data
http://www.scribd.com/doc/76691712/BC-162-Bahasa-Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesimpulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar