PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN
Banyak
upaya yang dilakukan untuk menjelaskan perilaku pilihan manusia. Konseptualitas
John Dewey mengenai perilaku proses keputusan sebagai pemecahan masalah dapat
berpengaruh. Dengan pemecahan masalah
kami mengacu pada tindakan kebijaksana dsn bernalar yang dijanjikan untuk
menghasilkan pemenuhan kebutuhan. Banyak faktor dapat membentuk hasil akhirnya,
termasuk motivasi internal dan pengaruh eksternal seperti tekanan sosial dan
kegiatan pemasaran.
Pertimbangan
pernyataan Ajzen dan Fishbein ini :
“
Pada umumnya . . . manusia biasanya sangat rasional dan memanfaatkan secara
sistematis informasi yang tersedia untuk mereka . . . orang yang
mempertimbangkan implikasi dari tindakan mereka sebelum memutuskan untuk melibatkan diri atau
tidak melibatkan diri di dalam perilaku tertentu”.
Terkadang,
pemecahan masalah dalam konteks perilaku konsumen memerlukan penimbangan yang
cermat dan evaluasi sifat produk yang utilitarian
(atau fungsional). Acap kali istilah pengambilan
keputusan rasional digunakan ketika kasusnya seperti ini. Pada kali lain,
keperihatinan akan apa yang disebut manfaat
hedonik (hedonic benefit) akan
mendominasi, dan objek konsumsi dipandang secara simbolis, berkenaan dengan
respons emosi, kesenangan indera, lamunan, atau pertimbangan estetik. Harus
diharapkan bahwa kebanyakan tindakan pembelian dan konsumsi mencerminkan
campuran dari utilitarian maupun hedonik.
Perspektif pemecahan masalah pun mencakupi semua jenis perilaku pemenuhan kebutuhan dan jajaran luas dari faktor yang memotivasi dan mempengaruhi. Berbicara secara umum, keputusan konsumen mengambil bentuk yang diperhatikan di dalam gambar dibawah ini dan mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :
- Pengenalan kebutuhan-konsumen mempersiapkan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi actual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
- Pencarian informasi-konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
- Evaluasi alternative-konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
- Pembelian-konsumen memperoleh alternative yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu.
- Hasil-konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
Dari proses keputusan konsumen diatas
jangkauan yang diikuti secara teliti oleh masing-masing langkah ini bervariasi
dari satu situasi keputusan ke situasi yang berikutnya. Selain itu dalam proses
pengambilan keputusan konsumen dilihat dari memperlihatkan bahwa perilaku
pemecahan masalah menyajikan suatu kontinum yang berjajar dari pemecahan
masalah yang diperluas pada satu ujung hingga pemecahan masalah yang terbatas
pada ujung yang lain.
KONTINUM
PEMECAHAN MASALAH
Adalah
membantu untuk memvisualisasikan suatu kontinum yang disangkutkan pada satu
ujung dengan pemecahan masalah yang
diperluas dan pada ujung yang satu lagi dengan pemecahan masalah yang terbatas.
Keputusan membeli dapat berjajar di mana saja di antara kedua eksterm ini;
untuk mudahnya kita mengacu pada situasi yang condong kea rah pusat sebagai
pemecahan masalah jajaran tengah (mid-range problem solving).
PEMECAHAN
MASALAH YANG DIPERLUAS (PMD)
Ketika proses keputusan dirinci secara
khusus dan teliti. PMD lazim dilihat dalam pembelian mobil, busana mahal,
peralatan stereo, dan kejadian lain di mana dianggap mutlak untuk membuat
“pilihan yang tepat”.
Bila demikian halnya, semua langkah
pada gambar diatas dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen diikuti,
walaupun tidak perlu dalam urutan yang persis. Ada kemungkinan bahwa banyak
alternatif akan dievaluasi dan variasi luas sumber informasi dikonsultasikan.
Lebih jauh lagi, keputusan mengenai bagaimana dan di mana untuk membuat
pembelian juga mungkin memerlukan pencarian dan evaluasi tambahan.
PEMECAHAN
MASALAH YANG TERBATAS (PMT)
Kini menguncangi eksterm lain dari
kontinum pengambilan keputusan (PMT) dan tiba pada apa yang secara humor
digambarkan oleh kassarjian “mengatasi konsumen”. Jauh lebih lazim untuk
menyerderhanakan prosesnya dan mengurangi jumlah serta variasi sumber
informasi, alternatif, dan criteria yang digunakan untuk evaluasi. Semua tahap
pada gambar diatas dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen masih
mungkin diikuti, tetapi ada perbedaan besar dalam jangkauan maupun
ketepatannya.
PEMECAHAN
MASALAH JAJARAN TENGAH
Seperti sudah kita liah PMD dan PMT
adalah dua ekstrem pada kontinum proses keputusan berjajar di suatu tempat di
antara kedua ekstrem tersebut. Kategori pemecahan masalah jajaran tengah
digunakan di sini sebagai pengakuan bahwa kebanyakan keputusan membeli tidak
dikotak-kotakkan secara rapih. Semua ini diselesaikan dengan cepat dan jauh
berbeda dengan pertimbangan mendalam yang diperlukan dalam membeli sebuah barang
merah seperti membeli kapal pesiar atau keputusan tiba-tiba untuk membeli sebuah kacang.
KLASIFIKASI
KEPUTUSAN KONSUMEN
Secara
sistemastis meluskan model dari dasar proses pengambilan keputusan oleh
konsumen untuk mengungkapkan kompleksitas factor-faktor yang mempengaruuhi dan
membentuk perilaku proses keputusan.
Yang
pertama dipengaruhi lingkungan ini meliputi (1) budaya; (2) kelas sosial; (3)
pengaruh pribadi; (4) sikap; dan (5) situasi.
Yang
kedua adalah kompleks perbedaan individu yang penting : (1) sumber daya
konsumen; (2) motivasi dan keterlibatan; (3) pengetahuan (4) sikap; dan (5)
keperibadian, gaya hidup, dan demografi.
Komponen
yang terakhir terdiri dari proses-proses psikologis dasar dari (1) pengolahan
informasi; (2) pembelajaran; dan perubahan sikap dan perilaku.
Sumber :
James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard. (1994). Perilaku Konsumen Jilid 1. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara.
Gambar : google.co.id/ https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar