28 Nov 2012

10 KARAKTER UNIK KONSUMEN INDONESIA




Menurut Handi Irawan *perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:

  1. Karakter pertama adalah konsumen Indonesia yang cenderung mempunyai memori yang pendek. Mereka adalah konsumen yang lebih fokus kepada manfaat produk jangka pendek. Mereka adalah konsumen yang pembosan dan cepat lupa. Apa tren ke depan? Saya yakin, tren yang terjadi adalah bahwa karakter ini akan semakin melemah. Dari waktu ke waktu, konsumen Indonesia akan semakin menggunakan memori  jangka panjangnya.  Mereka akan semakin siap untuk menerima suatu produk yang memberi manfaat jangka panjang. Bila demikian, akan ada kesempataan bagi produsen yang mengedukasi pelanggan untuk tidak hanya berpikir jangka pendek tetapi mau menerima setiap manfaat jangka panjang.
    Akan ada kesempatan yang semakin besar bagi asuransi untuk menjual produk dengan manfaat jangka panjang. Pasar bagi vitamin dan makanan yang menyehatkan dalam jangka panjang akan semakin mendapatkan peluangnya. Pertanyaannya, kapan perubahan ini akan terjadi? Inilah yang akan tetap menjadi pertanyaan yang harus dijawab dari tahun ke tahun melalui riset customer insight.

  2. Karakter kedua adalah konsumen Indonesia yang cenderung tidak memiliki perencanaan. Bagaimana trennya? Saya yakin, dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin melemah.  Dengan kata lain, karakter sebaliknya akan semakin terbangun. Konsumen Indonesia akan semakin lebih banyak menggunakan pola pembelian yang terencana. Jumlah pembelian secara impulsive akan semakin berkurang. Mereka cenderung untuk mempunyai skedul yang lebih teratur. Mereka akan terbiasa melakukan pemesanan terlebih dahulu. Jasa delivery akan semakin berkembang. Jasa yang membutuhkan pre-booking seperti airline dan hotel juga akan semakin berkembang.
  3. Karakter ketiga adalah konsumen Indonesia yang cenderung berkelompok dan suka berumpul. Apa tren ke depan? Mudah diduga, konsumen kita akan semakin memperlihatkan karakter yang berlawanan. Mereka akan cenderung semakin individualistik. Sejalan dengan tingkat pendidikan dan kelas sosial yang semakin meningkat, maka konsumen sudah mulai membatasi kehidupannya yang berkelompok. Mereka lebih tidak mudah dipengaruhi oleh perilaku kelompok dalam menentukan produk atau jasa yang akan mereka beli dan gunakan.

  4. Karakter keempat adalah konsumen Indonesia yang tidak adaptif terhadap teknologi baru. Dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin berlawanan arah. Konsumen Indonesia yang memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi, sudah pasti akan semakin adaptif terhadap teknologi  tinggi. Penetrasi teknologi tinggi akan semakin cepat. Kelompok early adopter akan semakin besar. Tapi, hal ini akan berlaku untuk generasi yang akan datang. Jadi, paling tidak dibutuhkan 10 tahun lagi untuk melihat konsumen Indonesia yang adaptif terhadap teknologi tinggi seperti konsumen di Singapura.
  5. Karakter kelima adalah konsumen Indonesia yang cenderung fokus kepada konteks dan bukan konten. Ini terjadi karena konsumen kita tidak mencerna jumlah informasi yang memadai sebelum memutuskan untuk memilih dan membeli suatu produk. Dalam jangka panjang, karakter ini akan semakin melemah. Mereka akan mencerna informasi lebih banyak dan mereka akan menjadi konsumen yang semakin pandai dalam melakukan evaluasi. Ini terjadi karena konusmen kita cenderung untuk membaca media cetak lebih banyak.

  6. Karakter keenam adalah konsumen Indonesia yang menyukai produk luar negeri.  Kalau kelima karakter sebelumnya memiliki tren yang berlawanan atau karakter yang ada semakin melemah, maka untuk karakter keenam ini, saya yakin, akan semakin kuat di masa mendatang. Konsumen Indonesia semakin tidak percaya akan kemampuan produk dalam negeri. Mereka semakin menyukai produk impor atau produk yang memiliki embel-embel luar negeri. Mereka semakin percaya bahwa produk luar negeri memiliki kualitas yang lebih baik. Selain itu, konsumen Indonesia yang mempunyai rasa nasionalisme yang tipis, juga akan mendorong karakter keenam ini justru semakin menguat.

  7. Karakter ketujuh adalah konsumen yang semakin memperhatikan masalah religius. Sama seperti karakter keenam, maka karakter yang ketujuh ini juga cenderung akan semakin kuat. Pangsa pasar dari produk-produk yang mempunyai nilai-nilai agama akan semakin besar. Konsumen Indonesia akan semakin sensitif terhadap agama dan kepercayaan yang mereka anut. Bank syariah akan semakin maju. Produk seperti buku, musik, makanan, telekomunikasi, dan bahkan media yang membawa pesan-pesan keagamaan akan semakin mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
  8. Karakter kedelapan adalah konsumen yang suka pamer dan gengsi. Karakter ini juga akan semakin menguat. Tren ke depan akan semakin memperlihatkan konsumen Indonesia yang senang mendapat pujian dari lingkungan sekitarnya untuk masyarakat bawah. Mereka akan memamerkan produk yang mereka beli di mana sebagian masyarakat tidak mampu membelinya. Golongan atas akan memperhatikan status mereka. Mereka tetap akan membeli mobil yang memberi kesan mewah. Mereka akan membeli produk-produk branded yang memberikan perasaan gengsi kepada mereka.

  9. Bagaimana dengan tren untuk karakter kesembilan, yaitu konsumen Indonesia yang banyak dipenagruhi oleh subculture? Konsumen Indonesia akan semakin memperlihatkan persamaan daripada perbedaaan karena suku dan geografis.  Mobilitas akan semakin meningkat sehingga mereka cepat belajar keragaman di antara konsumen yang lain. Kekuatan produk-produk nasional yang semakin mengkikis kekuatan produk-produk lokal juga menjadi penyebab konsumen Indonesia akan cenderung sama untuk semua daerah dan suku. Globalisasi juga akan mempercepatnya proses persamaan ini terutama untuk segmen anak muda dan affluent. Mereka cenderung tidak banyak dipengaruhi oleh adat-istiadat atau kebiasaaan daerah mereka dalam memilih dan mengkonsumsi suatu produk dan layanan.

  10. Karakter kesepuluh, yaitu konsumen Indonesia yang tidak peduli terhadap lingkungan, akan mengalami tren sebaliknya. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan juga tekanan globalisasi, maka kosnumen Indonesia akan semakin memerhatikan lingkungan. Walaupun demikian, saya yakin, prosesnya akan lama. Minimal, dibutuhkan waktu selama 15 hingga 20 tahun untuk menciptakan konsumen Indonesia yang mempunyai kesadaran lingkungan seperti negara-negara yang relatif maju. Mungkin dibutuhkan lebih dari 30 tahun untuk membuat kesadaran terhadap lingkungan seperti konsumen di Amerika.

Inilah pandangannya terhadap karakter konsumen Indonesia dan tren-nya di masa mendatang. Bila tren menunjukkan bahwa karakter yang ada akan semakin melemah, maka Anda bisa memikirkan strategi yang melawan karakter yang ada karena segmen dengan karakter sebaliknya akan bertumbuh. Bila karakter semakin menguat, maka sebaliknya Anda melakukan semua strategi yang konsisten dengan karakter yang ada. Pertanyaan yang kritikal adalah seberapa cepat perubahan karakter ini akan terjadi? Waktu sajalah yang akan membuktikan. Tugas kita sebagai marketer adalah untuk memprediksi kecepatan karakter konsumen untuk berubah. Siapkah Anda?



Sumber :
Handi Irawan D, Chairman Frontier Consulting Group
(http://www.marketing.co.id/blog/2012/01/21/10-karakter-unik-konsumen-indonesia/)








 PERILAKU UNIK KONSUMEN INDONESIA


 
Melihat fenomena antrian Blackberry yg sangat membludak di Pacific Place tempo hari lalu, saya tergelitik untuk menganalisis pola perilaku konsumen Indonesia yg merupakan pasar empuk dari pasar global di masa depan. Berikut karakter umum yg dimiliki oleh sebagian besar konsumen Indonesia : 
  1. Suka berkumpul dan sangat terpengaruh komunitas Konsumen Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul yg sangat kental. Indikatornya adalah begitu populernya berbagai situs social networking seperti Facebook dan Twitter yg sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.

  2. Gengsian
    Konsumen Indonesia cenderung menempatkan gengsi dan gaya hidup sebagai prioritas nomor satu. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana tetap larisnya penjualan mobil mewah di Indonesia meskipun kondisi ekonomi global sedang terpuruk. Penyebab “penyakit” gengsi ini salah satunya adalah karena masyarakat kita masih mengukur kesuksesan dengan banyaknya materi dan jabatan yg dimiliki.
     
  3. Suka produk buatan luar negeri
    Sebagian besar konsumen Indonesia masih lebih menyukai produk luar negeri, sampai-sampai pemerintah membuat iklan khusus bertemakan “Cintailah Produk Dalam Negeri”. Bahkan banyak produsen lokal yg memberikan nama brand produknya dengan nama yg kebarat-baratan agar lebih laku dijual di pasaran.
  4. Berpikir jangka pendek
    Ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang. Sekarang maunya yg serba instan.
     
  5. Sensitif harga
    Konsumen Indonesia cenderung gampang beralih ke produk lain jika ada perbedaan harga sekecil apapun. Selain itu, fenomena promo 50% blackberry kemarin juga turut mendukung fakta ini bahwa konsumen Indonesia sangat tergiur dengan harga yg murah tanpa menilik lebih jelas apakah mereka membutuhkan produk itu atau tidak.
     
  6. Fanatik daerah
    Unsur fanatisme kedaerah di Indonesia masih terasa kental sekali. Seringkali tagline dan simbol suatu brand disesuaikan dengan kultur setempat agar dapat lebih meresap ke benak konsumen.





Sumber : http://lewatmulut.com/2012/05/perilaku-unik-konsumen-indonesia/
Gambar : google.co.id/ https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar